Belajar dari Keikhlasan Suami Istri Penjual Es Kelapa untuk Bisa Berangkat Haji, Penuh Inspirasi : Okezone Haji

Berita387 Dilihat

KISAH Muslim berjuang untuk bisa berangkat haji sangat menarik diketahui. Berisi inspirasi bagi umat lainnya untuk lebih semangat pergi ke Tanah Suci. Inilah yang dialami Ahmad Mahdi Helmi (44) dan istri.

Helmi merupakan penjual es kelapa di pusat Kota Palembang. Ketika ditemui, dia sedang sibuk mengupas buah kelapa.

Ditemani sang istri, Maria Mahmud (42), Helmi tampak bersemangat melayani pembeli yang berlalu-lalang menghampiri pondok dia berjualan.

Helmi dan Maria menghabiskan sekira 300 buah kelapa setiap harinya untuk dijual menjadi minuman es kelapa. Harga yang dipatok untuk satu porsi es kelapa adalah Rp8.000, sedangkan es kelapa dengan tambahan susu Rp10.000. 


Follow Berita Okezone di Google News


Dari hasil berjualan ini, mereka berhasil mengumpulkan pundi-pundi rupiah untuk mendaftar ibadah haji.

“Sehari (keuntungan) bisa Rp500 ribu sampai Rp1 juta. Nah, itu kami kumpulkan setiap hari hingga pada tahun 2019 kami niatkan untuk mendaftar haji berdua,” kata Maria seperti dikutip dari haji.kemenag.go.id

Pondok Dogan, begitu nama yang diberikan Helmi dan Maria untuk tempatnya berdagangan. Tidak hanya mendaftar haji, hasil dari usaha yang telah digeluti selama 9 tahun terakhir itu juga digunakan untuk membiayai kedua anaknya hingga bangku kuliah.

“Alhamdulillah yang satu sudah kuliah, dan satunya lagi masih SMP,” sambung Maria.

Ia meyakini bahwa rezeki selalu menghampiri sejak dirinya dan suami memantapkan niat mulia untuk menunaikan ibadah haji.

“Setelah mendaftar (haji) itu kan uang hasil penjualan tetap kami tabung untuk pelunasan nanti. Tapi kalau ada keperluan anak kuliah, ya kami pakai dulu uangnya. Alhamdulillah kalau kita sudah berniat, pasti ada terus rezekinya,” beber Maria di sela-sela melayani pembeli.

Baca Juga  Ngaku Anggota BIN, Pria di Tambora Dua Kali Bawa Kabur Motor Pacar

Sebelum berjualan es kelapa, Maria mengaku dirinya dan suami bekerja tidak menentu (serabutan). Namun, ia bertekad mendaftar haji jika kondisi finansialnya sudah mulai membaik.

“Dulu waktu masih kerja tidak menentu, saya pernah bilang ke diri sendiri, pokoknya kalau saya punya duit, dikasih Allah rezeki lebih, saya tidak mau beli mobil, saya mau daftar haji dulu. Alhamdulillah akhirnya diijabah oleh Allah,” ujar Maria dengan logat Palembang-nya yang khas. 

Berbeda dengan istrinya, Helmi menceritakan bahwa tekadnya mendaftar haji dimulai sejak ia sering melaksanakan sholat berjamaah di mushola dekat tempat tinggalnya.

“Di mushola kami itu kan ada gambar Kakbah, jadi setiap mau sholat saya selalu ngomong sendiri (sambil melihat gambar Kakbah), ‘Ya Allah, kapan ya aku ke rumah-Mu, ya Allah?’ Itulah niat saya,” ungkap Helmi dengan mata berkaca-kaca.

Berdasarkan keterangan dari Kantor Kementerian Agama Kota Palembang, Helmi dan Maria diperkirakan akan berangkat 15 tahun lagi. Pasangan suami istri ini pun siap menunggu dan meyakini pemerintah akan selalu memberikan pelayanan terbaik kepada jamaah haji Indonesia setiap tahunnya.

Semoga optimisme dan niat tulus yang dimiliki Helmi dan Maria dapat memberikan cahaya penyemangat yang selalu hidup di dalam hati jutaan jamaah haji Indonesia yang juga masih berada dalam daftar tunggu. Aamiin Allahumma aamiin.

Wallahu a’lam bisshawab

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *