Kasus kriminalitas di wilayah suburban kembali mencuat, kali ini menimpa target yang sangat tidak terduga: ibu-ibu yang baru pulang dari pasar. Komplotan Begal yang dijuluki ‘Raja Tega’ ini beraksi saat pagi hari, merampas tas dan perhiasan para korban. Kejadian ini menimbulkan kemarahan dan ketakutan massal di lingkungan perumahan. Warga menuntut aparat keamanan segera bertindak tegas.
Aksi keji ini umumnya terjadi antara pukul 06.00 hingga 07.30 pagi, saat suasana jalanan masih cukup lengang namun aktivitas warga sudah dimulai. Para pelaku menggunakan sepeda motor, memepet korban yang berjalan kaki atau mengendarai motor pelan. Dengan ancaman senjata tajam, mereka memaksa korban menyerahkan barang berharga, termasuk uang belanjaan.
Salah satu korban terbaru, Ibu Siti (45), harus kehilangan tas berisi dompet dan ponsel saat berjalan kaki menuju rumah. Ia didorong hingga terjatuh dan mengalami luka ringan. Menurut saksi mata, para pelaku beraksi dengan sangat cepat dan terorganisir. Polisi menduga pelaku adalah Komplotan Begal yang sudah lama menjadi target operasi karena sering beraksi di jam-jam sibuk.
Modus yang digunakan Komplotan Begal ini menunjukkan pola yang sama: menyasar korban yang terlihat lemah dan membawa tas tangan. Mereka memanfaatkan kelengahan ibu-ibu yang fokus membawa barang belanjaan. Kejadian ini sangat meresahkan, karena telah merusak rasa aman di waktu yang seharusnya paling damai bagi warga, yaitu pagi hari.
Kepolisian Sektor setempat mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, meskipun di siang hari. Warga diminta untuk tidak membawa perhiasan berlebihan saat bepergian ke pasar atau tempat umum. Patroli berseragam dan tidak berseragam juga telah ditingkatkan di titik-titik rawan, terutama di area yang berdekatan dengan pasar tradisional.
Ketua RT setempat, Bapak Rahmat, mengajak warga, khususnya para suami dan pemuda, untuk ikut mengaktifkan kembali siskamling (sistem keamanan lingkungan). Inisiatif ini penting sebagai langkah pencegahan. Dengan patroli warga, diharapkan dapat mempersempit ruang gerak Komplotan Begal yang menjadikan lingkungan mereka sebagai sasaran empuk.
Pihak berwajib juga menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam memberikan informasi sekecil apa pun mengenai keberadaan atau ciri-ciri pelaku. Kerjasama antara aparat dan warga adalah kunci utama dalam memberantas kejahatan jalanan. Setiap laporan akan ditindaklanjuti secara serius demi keamanan bersama.
Peristiwa ini menjadi pengingat pahit bahwa kejahatan bisa mengintai siapa saja, bahkan ibu-ibu yang baru pulang belanja kebutuhan dapur. Jangan biarkan para ‘Raja Tega’ ini terus merajalela. Mari kita bersama-sama menjaga lingkungan dan mengusir teror begal dari jalanan demi terciptanya ketenangan dan keamanan bagi seluruh warga.
